Sabtu, 21 Oktober 2017

Cerpen Anak koran Solopos

Koran Solopos, Minggu 6 Agustus 2017

Persyaratan kirim:
1. Sekitar 700-750 kata (kurang lebih 2,5-3 halaman A4
2. Times New Roman 12pt, spasi 1,5
3. Email: redaksi.minggu@solopos.co.id
4. Jangan lupa biodata di bawah naskah (nama, alamat, telepon, no rekening)
5. Sertakan juga foto atau scan KTP/kartu identitas kamu pada lampiran.
O iya kirim emailnya file naskah di lampiran, jangan di badan email.

Cernak saya dimuat setelah 1 minggu saya kirim.
Selamat Membaca :)


ULAR NAGA PANJANGNYA
Oleh : Fitri Kurnia Sari

“Vino, Vino !”
Anak-anak kampung itu memanggil - manggil Vino. Vino yang sedang asyik main play station tidak menghiraukan panggilan itu. Ia merasa terganggu dengan teriakan mereka.
“Huh. Ada apa sih mereka memanggil-manggilku,” gerutu Vino.
Sementara Kakek Vino yang dari tadi mengamati dan melihat Vino tidak bergeming, segera menghampiri cucu kesayangannya. Memang untuk satu setengah bulan ini Vino sementara ikut kakek neneknya di kampung karena papa mamanya sedang menunaikan ibadah haji. Anak kelas dua SD itu juga bersekolah sementara di SD dekat rumah kakek.
“Vino, kenapa kamu tidak menjawab panggilan teman-temanmu?” tanya Kakek heran.
“Vino malas Kek, paling mereka mau mengajak Vino main di luar. Vino kan sedang asyik main PS Kek. Lagi seru nih!”
“Kamu kan sudah sering main PS ataupun game komputer di rumah, Vino. Apa kamu ga bosan? Coba dulu main di luar, pasti kamu akan senang, Nak!” bujuk Kakek dengan bijaksana.
Tiba-tiba suara itu lenyap.  Anak-anak kampung itu sudah capek memanggil Vino. Mereka mengira Vino sedang tidur atau shalat karena tak ada jawaban. Tak berapa lama terdengar suara tawa dan jeritan anak-anak itu.  Vino yang sedang asyik dengan PS nya tergugah untuk melihat apa gerangan yang anak-anak kampung itu lakukan. Sepertinya permainan mereka lebih seru, batin Vino. Ia pun mengintip dari jendela.
“Kamu ingin bergabung, Vino?” tanya Kakek.  Vino  nampak ragu.
“Itu permainan yang sering anak-anak sini lakukan. Itu namanya permainan Ular Naga. Berbeda dengan kamu di Jakarta, kebanyakan pada main game online, play station ataupun game di handphone. Nah, kalau disini mereka bermain fisik dengan sarana yang ada di alam. Murah, menyehatkan dan menyenangkan. Apalagi kalau bulan purnama seperti sekarang ini, hampir semua anak akan bermain di luar karena terang”.
Vino melihat anak-anak seperti berbaris dan berjalan menuju dua orang yang saling berpegangan tangan di atas. Mereka kelihatan sangat gembira. Akhirnya Vino keluar dan berjalan menuju teman-teman barunya di kampung Kakek. Ia menghampiri dan bertanya, “Kalian sedang bermain apa?”
“Kami bermain ular naga, Vino. Kamu mau ikut gabung?” jawab Budi.
“Ular naga? Apa kita akan menangkap seekor ular?” tanya Vino.
“Ha ha ...” Semua anak tertawa mendengarnya.
“Tentu saja bukan, Vino!” kata Budi.
“Nama ular naga adalah perumpamaan karena semuanya berbaris, menyerupai seekor ular yang panjang. Nah, begini Vino, kamu kan berbadan besar, jadi kamu jadi induk. Nanti teman-teman yang lain berbaris dibelakangmu sambil memegang pinggang atau ujung baju teman di depannya. Karena kami tinggi, Aku dan Tono akan menjadi gerbang. Kami berdua berpegangan tangan di atas kepala membentuk sebuah gerbang yang nantinya akan dilewati ular naga.”
“Barisan yang kamu pimpin, akan bergerak melingkar kian kemari mengitari gerbang. Nanti kita bergerak sambil menyanyikan lagu. Pada saat tertentu sesuai lagu, ular naga akan berjalan melewati gerbang. Pada saat lagu habis, seorang anak dalam barisan akan tertangkap oleh gerbang. Aku dan Budi akan menurunkan tangan yang menandakan seorang anak tertangkap gerbang kami. Lalu, dua orang yang jadi gerbang akan berbantahan supaya anak ini memilih satu diantara  gerbang untuk jadi pengikutnya dan berbaris di belakang gerbang yang dipilih.”
“Begitu seterusnya sampai barisan ular naga habis tertangkap gerbang. Nah, pengikut gerbang yang terbanyaklah yang menang. Sedangkan yang kalah harus menangkap orang yang paling belakang dari gerbang lawan. Pokoknya seru sekali, Vino.  O ya, lagunya begini,”
Ular naga panjangnya, bukan kepalang
Menjalar-jalar selalu kian kemari
Umpan yang lezat itulah yang dicari
Ini dianya yang terbelakang ...
Akhirnya permainanpun dimulai. Vino ikut tertawa dan teriak. Apalagi ketika lagu hampir habis, jantung mereka terasa akan copot karena takut tertangkap gerbang. Bahkan ketika kedua gerbang berbantah-bantahan untuk mendapatkan anak yang tertangkap, permainan menjadi lebih ramai. Ada lucu dan tegang. Dan, ketika semua barisan ular habis, dan ketahuan mana yang menang, mereka semakin heboh. Lebih seru lagi pihak yang kalah harus menangkap anak yang paling belakang di barisan gerbang yang menang. Sementara gerbang yang menang berusaha mempertahankannya. Jadilah kejar-kejaran disertai pekik panik dan juga tawa.

Setelah permainan selesai, Vino merasa senang sekali karena ia bisa ikut bergabung dalam permainan ular naga ini. Ternyata permainan ini sangat seru dan mengasyikkan. Vino berjanji dalam hati akan mempraktekkannya di Jakarta nanti. Pasti teman-temannya di Jakarta akan menyukai permainan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar