Koran Solopos, Minggu 6 Agustus 2017
Persyaratan kirim:
1. Sekitar 700-750 kata (kurang lebih 2,5-3 halaman A4
2. Times New Roman 12pt, spasi 1,5
3. Email: redaksi.minggu@solopos.co.id
4. Jangan lupa biodata di bawah naskah (nama, alamat, telepon, no rekening)
5. Sertakan juga foto atau scan KTP/kartu identitas kamu pada lampiran.
O iya kirim emailnya file naskah di lampiran, jangan di badan email.
Cernak saya dimuat setelah 1 minggu saya kirim.
Selamat Membaca :)
ULAR NAGA PANJANGNYA
Oleh
: Fitri Kurnia Sari
“Vino,
Vino !”
Anak-anak
kampung itu memanggil - manggil Vino. Vino yang sedang asyik main play station tidak menghiraukan
panggilan itu. Ia merasa terganggu dengan teriakan mereka.
“Huh.
Ada apa sih mereka memanggil-manggilku,” gerutu Vino.
Sementara
Kakek Vino yang dari tadi mengamati dan melihat Vino tidak bergeming, segera
menghampiri cucu kesayangannya. Memang untuk satu setengah bulan ini Vino
sementara ikut kakek neneknya di kampung karena papa mamanya sedang menunaikan
ibadah haji. Anak kelas dua SD itu juga bersekolah sementara di SD dekat rumah
kakek.
“Vino,
kenapa kamu tidak menjawab panggilan teman-temanmu?” tanya Kakek heran.
“Vino
malas Kek, paling mereka mau mengajak Vino main di luar. Vino kan sedang asyik
main PS Kek. Lagi seru nih!”
“Kamu
kan sudah sering main PS ataupun game
komputer di rumah, Vino. Apa kamu ga
bosan? Coba dulu main di luar, pasti kamu akan senang, Nak!” bujuk Kakek dengan
bijaksana.
Tiba-tiba
suara itu lenyap. Anak-anak kampung itu
sudah capek memanggil Vino. Mereka mengira Vino sedang tidur atau shalat karena
tak ada jawaban. Tak berapa lama terdengar suara tawa dan jeritan anak-anak
itu. Vino yang sedang asyik dengan PS
nya tergugah untuk melihat apa gerangan yang anak-anak kampung itu lakukan.
Sepertinya permainan mereka lebih seru, batin Vino. Ia pun mengintip dari
jendela.
“Kamu
ingin bergabung, Vino?” tanya Kakek.
Vino nampak ragu.
“Itu
permainan yang sering anak-anak sini lakukan. Itu namanya permainan Ular Naga.
Berbeda dengan kamu di Jakarta, kebanyakan pada main game online, play station ataupun game di handphone. Nah, kalau disini mereka bermain fisik dengan
sarana yang ada di alam. Murah, menyehatkan dan menyenangkan. Apalagi kalau
bulan purnama seperti sekarang ini, hampir semua anak akan bermain di luar
karena terang”.
Vino
melihat anak-anak seperti berbaris dan berjalan menuju dua orang yang saling
berpegangan tangan di atas. Mereka kelihatan sangat gembira. Akhirnya Vino
keluar dan berjalan menuju teman-teman barunya di kampung Kakek. Ia menghampiri
dan bertanya, “Kalian sedang bermain apa?”
“Kami
bermain ular naga, Vino. Kamu mau ikut gabung?” jawab Budi.
“Ular
naga? Apa kita akan menangkap seekor ular?” tanya Vino.
“Ha
ha ...” Semua anak tertawa mendengarnya.
“Tentu
saja bukan, Vino!” kata Budi.
“Nama
ular naga adalah perumpamaan karena semuanya berbaris, menyerupai seekor ular
yang panjang. Nah, begini Vino, kamu kan berbadan besar, jadi kamu jadi induk.
Nanti teman-teman yang lain berbaris dibelakangmu sambil memegang pinggang atau
ujung baju teman di depannya. Karena kami tinggi, Aku dan Tono akan menjadi
gerbang. Kami berdua berpegangan tangan di atas kepala membentuk sebuah gerbang
yang nantinya akan dilewati ular naga.”
“Barisan
yang kamu pimpin, akan bergerak melingkar kian kemari mengitari gerbang. Nanti
kita bergerak sambil menyanyikan lagu. Pada saat tertentu sesuai lagu, ular
naga akan berjalan melewati gerbang. Pada saat lagu habis, seorang anak dalam
barisan akan tertangkap oleh gerbang. Aku dan Budi akan menurunkan tangan yang
menandakan seorang anak tertangkap gerbang kami. Lalu, dua orang yang jadi
gerbang akan berbantahan supaya anak ini memilih satu diantara gerbang untuk jadi pengikutnya dan berbaris
di belakang gerbang yang dipilih.”
“Begitu
seterusnya sampai barisan ular naga habis tertangkap gerbang. Nah, pengikut
gerbang yang terbanyaklah yang menang. Sedangkan yang kalah harus menangkap
orang yang paling belakang dari gerbang lawan. Pokoknya seru sekali, Vino. O ya, lagunya begini,”
Ular naga panjangnya,
bukan kepalang
Menjalar-jalar selalu
kian kemari
Umpan yang lezat itulah
yang dicari
Ini dianya yang
terbelakang ...
Akhirnya
permainanpun dimulai. Vino ikut tertawa dan teriak. Apalagi ketika lagu hampir
habis, jantung mereka terasa akan copot karena takut tertangkap gerbang. Bahkan
ketika kedua gerbang berbantah-bantahan untuk mendapatkan anak yang tertangkap,
permainan menjadi lebih ramai. Ada lucu dan tegang. Dan, ketika semua barisan
ular habis, dan ketahuan mana yang menang, mereka semakin heboh. Lebih seru
lagi pihak yang kalah harus menangkap anak yang paling belakang di barisan
gerbang yang menang. Sementara gerbang yang menang berusaha mempertahankannya.
Jadilah kejar-kejaran disertai pekik panik dan juga tawa.
Setelah
permainan selesai, Vino merasa senang sekali karena ia bisa ikut bergabung
dalam permainan ular naga ini. Ternyata permainan ini sangat seru dan
mengasyikkan. Vino berjanji dalam hati akan mempraktekkannya di Jakarta nanti.
Pasti teman-temannya di Jakarta akan menyukai permainan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar