Mengenal Gaya Belajar Anak#4 ( Kul Bunda Sayang)
check sound....huuuuu haaaaa 2x
what's your problem.......no problem 2x
what.....chalenge 2x
protect your self.....cancel cancel go away
ibu profesional....huuuuuu yeeessss
Yel-yel itulah yang selalu mengawali kegiatan kuliah rutin Institut Ibu Profesional.Teriakan penuh semangat dari para ibu-ibu untuk meningkatkan kualitas diri mereka dengan menimba ilmu di Margosari dengan Bunda Septi. Dan kali ini mereka belajar materi tentang bagaimana mengenal gaya belajar anak.
Setiap
orang pasti memiliki gaya belajar yang berbeda-beda.Gaya artinya sikap,
gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak gerik yang baik, untuk
berbuat baik. Sedang belajar yaitu pengalaman dalam proses memperoleh
ilmu pengetahuan, baik melalui membaca, mengobservasi dan eksperimen
secara sadar dan terencana. Belajar juga diartikan proses perubahan
tingkah lakun dan kemampuan dari akibat usaha latihan secara terus
menerus.
Gaya belajar merupakan kebiasaan yang dilakukan seseorang untuk memahami, menghayati, mempraktikkan ilmu yang dipelajari. Munculnya gaya belajar pada diri sesorang, karena dorongan potensi atau kemampuan yang dominan pada dirinya yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, kebiasaan, serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
Setiap anak memiliki kemampuan belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan dan teknik pengajaran yang berbeda pula.
Di sekolah umum, mungkin metode pengajaran disamakan untuk semua murid. Tapi Anda bisa membantu sang anak menerima pelajaran lebih baik saat belajar di rumah. Untuk itu, Anda harus mengenali terlebih dahulu cara belajar anak.
Tipe belajar anak bisa dibedakan menjadi tiga, visual; audotiry dan kinestetik. Masing-masing tipe punya keunggulan juga kelemahan. Seperti apa? Berikut ini penjelasannya.
1. Visual
Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi anak yang bergaya visual, yang memegang peranan penting adalah mata/penglihatan (visual). Dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan Ibu sebaiknya lebih banyak/dititik beratkan pada peragaan/media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajarn tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada anak/menggambarkannya dipapan tulis.
Anak dengan gaya belajar visual, memiliki ciri-ciri : Bicara agak cepat, mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentas, tidak mudah terganggu oleh keributan, mengingat yang dilihat daripada yang di dengar, lebih suka membaca daripada dibacakan, pembaca cepat dan tekun, seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata, lebih suka melakukan demonstrasi daripada pidato, lebih suka musik daripada seni, mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis&seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya.
Strategi untuk anak visual antara lain, gunakan materi visual seperti gambar-gambar, diagram dan peta, gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting, ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi, gunakan multi media ( contohnya : komputer dan video ), ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya kedalam gambar.
Tipe visual bisa menyerap pelajaran lebih baik dengan melihat. Mereka lebih suka melihat atau membaca terlebih dulu sebelum belajar hal-hal baru. Diperkirakan, sebanyak 80% pelajaran bisa dimengerti melalui penglihatannya. Membaca buku dan melihat gambar adalah cara belajar yang paling disukainya. Tipe visual juga biasanya memilih duduk di kursi terdepan di sekolahnya, agar dia bisa melihat dengan jelas guru dan papan tulis. Mereka sangat bagus menuliskan ulang apa yang ada di papan tulis, tapi kadang suka terlewat instruksi yang diberikan secara oral (dikte).
Coba perhatikan tingkah laku anak Anda saat mengerjakan pekerjaan rumah. Jika si anak lebih mudah mengerti dengan membaca, tertarik pada gambar, diagram, tabel serta grafik; kemungkinan besar anak Anda punya tipe belajar visual. Maka untuk membantunya belajar di rumah, sediakan papan tulis serta gambar-gambar menarik sebagai komponen pendukung agar dia lebih mudah mengerti dan tertarik belajar.
2. Auditory
Lirikan kekiri/kekanan, mendatar bila bicara, berbicara sedang-sedang saja. Anak yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya), untuk itu maka ibu sebaiknya harus memperhatikan anaknya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang ibu katakan.
Untuk ciri-ciri gaya belajar auditori antara lain, saat bekerja suka bicara pada diri sendiri
penampilan rapi, mudah terganggu oleh keributan, belajar dengan mendngarkan dan mengingat apa yang didikusikan daripada yang dilihat, senang membaca dengan keras&mendengarkannya, menggerakkan bibir mereka&mengucapkan tulisan dibuku ketika membaca, biasanya Ia pembaca fasih, lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya, lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik, mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visual, berbicara dengan irama yang terpola, dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara.
Strategi Untuk Auditori antara lain, ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik dalam kelas maupun didalam keluarga, dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras, gunakan musikuntuk mengajarkan anak, diskusikan ide dengan anak secara verbal, biarkan anak mereka materi pelajarannya kedalam kaset&dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.
Anak dengan tipe belajar auditory, harus mendengarkan pelajaran mereka untuk memahaminya. Mereka lebih suka segala sesuatunya dijelaskan dengan perkataan. Tanyakan pada anak Anda, apakah dia lebih suka menyimak pelajaran dari papan tulis atau saat guru mendiktenya? Jika dia memilih yang kedua, maka si anak adalah tipe auditory.
Tipe pendengar biasanya merekam informasi yang telah diucapkan. Beberapa dari mereka bahkan merasa lebih nyaman belajar jika disertai suara musik pelan. Mereka biasanya mengingat pelajaran dalam bentuk lagu favorit atau puisi. Keuntungan dari tipe ini, mereka tidak mudah bosan belajar, selama materinya disampaikan dengan cara audio.
Bila anak Anda termasuk tipe auditory, Anda bisa membekalinya dengan perangkat audio seperti MP3 player yang dilengkapi fitur audio recording. Sebelumnya, minta bantuan guru di sekolahnya untuk menyampaikan materi secara visual maupun audio dengan intensitas yang sama. Dengan begitu, anak dengan kemampuan belajar visual maupun auditory bisa sama-sama menyerap pelajaran dengan baik. Namun jika si anak tetap sulit menangkap pelajaran karena sebagian besar sekolah reguler menerapkan metode pengajaran visual. Anda bisa memasukkannya ke sekolah privat atau home schooling.
3. Kinestetik
Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik, belajar melalui bergerak, menyentuh&melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Anak yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak&sentuh.
Anak dengan ciri gaya belajar kinesetik antara lain, berbicara perlahan, penampilan rapi, tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan, belajar melalui memanipulasi&praktek, menghafal dengan cara berjalan dan melihat, menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca, merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita, menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca, menyukai permainan yang menyibukkan, tidak dapat mengingat geografi, kecali jika mereka memang pernah berada ditempat itu, menyentuh orang-orang untuk mendapatkan perhatian mereka. Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.
Strategi Untuk Kinestetik antara lain, jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam, ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya : ajak dia baca sambil bersepeda.Gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru), ijinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar, gunakan warna terang untuk menghilite hal-halpenting dalam bacaan, izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik
Anak dengan kemampuan belajar kinestetik tidak bisa hanya duduk tenang dan menunggu informasi disampaikan. Mereka tertarik mencari sendiri hal-hal yang ingin mereka tahu tanpa harus selalu membaca buku panduan. Oleh karena itu, tipe ini cenderung tidak bisa diam dan kerap dianggap anak nakal karena kerap tidak bisa diam dan sulit mendengarkan penjelasan guru di sekolah.
Selain itu, tipe kinestetik sangat suka berjalan-jalan karena mereka melihat lingkungan sekitar dengan cara berbeda. Bagi mereka, bumi adalah sebuah taman bermain raksasa yang penuh dengan berbagai hal menarik yang ingin mereka ketahui dan jelajahi.
Tanyakan pada anak Anda, ketika mendengar kata 'kucing', apa yang langsung terlintas dalam pikirannya? Jika ia mengatakan; 'hewan dengan bulu-bulu halus', kemungkinan besar si anak adalah tipe kinestetik. Sentuhan dan rasa sangat penting baginya dan dia lebih tertarik pada pelajaran yang bersifat eksperimen dan study tour.
Ajari dia belajar dengan cara mencontohkan apa yang harus dia lakukan. Tipe kinestetik menangkap informasi baru dengan melihat apa yang dilakukan orang lain, lalu mencobanya sendiri. Gunakan balok-balok atau magnet bertuliskan huruf alfabet untuk ajarkan dia mengeja. Si anak akan mengingat huruf-huruf dengan menyentuh dan memindah-mindahkannya. Buat aktivitas belajar dalam beberapa sesi dengan waktu yang pendek, dan tawarkan istirahat sebentar di setiap akhir sesi agar tidak lelah. Mengapa sebagian pelajar senang belajar dalam keadaan tenang, damai dan tidak berisik, sedangkan sebagian yang lain justru senang belajar dalam suasana hiruk pikuk yang diiringi dengan setelan musik yang begitu keras? Mengapa sebagian pelajar lebih senang mendengar ceramah guru yang menerangkan pelajaran di depan kelas, sedangkan sebagian yang lain justru lebih senang jika pelajaran itu dicatatkan di papan tulis atau didiskusikan dalam kelas?

Fenomena-fenomena seperti di atas sering kita jumpai dalam kegiatan pendidikan sehari-hari, salah satu faktor utama yang menyebabkan perbedaan diantara pelajar dalam mengikuti proses pembelajaran adalah gaya belajar yang mereka miliki. Pelajar sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, memiliki keunikan masing-masing dalam mengikuti proses pembelajaran. Mereka memiliki gaya belajar yang tersendiri yang membedakannya dengan pelajar lainnya. Minat dan bakat yang mereka miliki, pengalaman hidup yang mereka dapatkan, hobi yang mereka gemari, merupakan beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan gaya belajar diantara mereka.
Secara sederhana, gaya belajar dapat kita artikan sebagai kemampuan seseorang untuk menerima, menyerap, mengatur dan mengolah informasiyang diterimannya. Jika kita kaitkan dengan dunia pendidikan, gaya belajar seorang pelajar merupakan kemampuan kombinasi yang dimiliki oleh pelajar tersebut untuk menerima, menyerap, mengatur dan mengolah materi pelajaran yang diterimanya selama proses pembelajaran. Gaya belajar tersebut merupakan kunci untuk mengembangkan motivasi dan potensi belajar mereka dalam mengerjakan pekerjaan sekolah, pekerjaan rumah dan dalam situasi sosial kemasyarakatan.
Sumber : Blog Pramita Kumala ( IIP Salatiga )
what's your problem.......no problem 2x
what.....chalenge 2x
protect your self.....cancel cancel go away
ibu profesional....huuuuuu yeeessss
Yel-yel itulah yang selalu mengawali kegiatan kuliah rutin Institut Ibu Profesional.Teriakan penuh semangat dari para ibu-ibu untuk meningkatkan kualitas diri mereka dengan menimba ilmu di Margosari dengan Bunda Septi. Dan kali ini mereka belajar materi tentang bagaimana mengenal gaya belajar anak.

Gaya belajar merupakan kebiasaan yang dilakukan seseorang untuk memahami, menghayati, mempraktikkan ilmu yang dipelajari. Munculnya gaya belajar pada diri sesorang, karena dorongan potensi atau kemampuan yang dominan pada dirinya yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, kebiasaan, serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
Setiap anak memiliki kemampuan belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan dan teknik pengajaran yang berbeda pula.
Di sekolah umum, mungkin metode pengajaran disamakan untuk semua murid. Tapi Anda bisa membantu sang anak menerima pelajaran lebih baik saat belajar di rumah. Untuk itu, Anda harus mengenali terlebih dahulu cara belajar anak.
Tipe belajar anak bisa dibedakan menjadi tiga, visual; audotiry dan kinestetik. Masing-masing tipe punya keunggulan juga kelemahan. Seperti apa? Berikut ini penjelasannya.
1. Visual
Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi anak yang bergaya visual, yang memegang peranan penting adalah mata/penglihatan (visual). Dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan Ibu sebaiknya lebih banyak/dititik beratkan pada peragaan/media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajarn tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada anak/menggambarkannya dipapan tulis.
Anak dengan gaya belajar visual, memiliki ciri-ciri : Bicara agak cepat, mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentas, tidak mudah terganggu oleh keributan, mengingat yang dilihat daripada yang di dengar, lebih suka membaca daripada dibacakan, pembaca cepat dan tekun, seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata, lebih suka melakukan demonstrasi daripada pidato, lebih suka musik daripada seni, mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis&seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya.
Strategi untuk anak visual antara lain, gunakan materi visual seperti gambar-gambar, diagram dan peta, gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting, ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi, gunakan multi media ( contohnya : komputer dan video ), ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya kedalam gambar.
Tipe visual bisa menyerap pelajaran lebih baik dengan melihat. Mereka lebih suka melihat atau membaca terlebih dulu sebelum belajar hal-hal baru. Diperkirakan, sebanyak 80% pelajaran bisa dimengerti melalui penglihatannya. Membaca buku dan melihat gambar adalah cara belajar yang paling disukainya. Tipe visual juga biasanya memilih duduk di kursi terdepan di sekolahnya, agar dia bisa melihat dengan jelas guru dan papan tulis. Mereka sangat bagus menuliskan ulang apa yang ada di papan tulis, tapi kadang suka terlewat instruksi yang diberikan secara oral (dikte).
Coba perhatikan tingkah laku anak Anda saat mengerjakan pekerjaan rumah. Jika si anak lebih mudah mengerti dengan membaca, tertarik pada gambar, diagram, tabel serta grafik; kemungkinan besar anak Anda punya tipe belajar visual. Maka untuk membantunya belajar di rumah, sediakan papan tulis serta gambar-gambar menarik sebagai komponen pendukung agar dia lebih mudah mengerti dan tertarik belajar.
2. Auditory
Lirikan kekiri/kekanan, mendatar bila bicara, berbicara sedang-sedang saja. Anak yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya), untuk itu maka ibu sebaiknya harus memperhatikan anaknya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang ibu katakan.
Untuk ciri-ciri gaya belajar auditori antara lain, saat bekerja suka bicara pada diri sendiri
penampilan rapi, mudah terganggu oleh keributan, belajar dengan mendngarkan dan mengingat apa yang didikusikan daripada yang dilihat, senang membaca dengan keras&mendengarkannya, menggerakkan bibir mereka&mengucapkan tulisan dibuku ketika membaca, biasanya Ia pembaca fasih, lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya, lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik, mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visual, berbicara dengan irama yang terpola, dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara.
Strategi Untuk Auditori antara lain, ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik dalam kelas maupun didalam keluarga, dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras, gunakan musikuntuk mengajarkan anak, diskusikan ide dengan anak secara verbal, biarkan anak mereka materi pelajarannya kedalam kaset&dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.
Anak dengan tipe belajar auditory, harus mendengarkan pelajaran mereka untuk memahaminya. Mereka lebih suka segala sesuatunya dijelaskan dengan perkataan. Tanyakan pada anak Anda, apakah dia lebih suka menyimak pelajaran dari papan tulis atau saat guru mendiktenya? Jika dia memilih yang kedua, maka si anak adalah tipe auditory.
Tipe pendengar biasanya merekam informasi yang telah diucapkan. Beberapa dari mereka bahkan merasa lebih nyaman belajar jika disertai suara musik pelan. Mereka biasanya mengingat pelajaran dalam bentuk lagu favorit atau puisi. Keuntungan dari tipe ini, mereka tidak mudah bosan belajar, selama materinya disampaikan dengan cara audio.
Bila anak Anda termasuk tipe auditory, Anda bisa membekalinya dengan perangkat audio seperti MP3 player yang dilengkapi fitur audio recording. Sebelumnya, minta bantuan guru di sekolahnya untuk menyampaikan materi secara visual maupun audio dengan intensitas yang sama. Dengan begitu, anak dengan kemampuan belajar visual maupun auditory bisa sama-sama menyerap pelajaran dengan baik. Namun jika si anak tetap sulit menangkap pelajaran karena sebagian besar sekolah reguler menerapkan metode pengajaran visual. Anda bisa memasukkannya ke sekolah privat atau home schooling.

Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik, belajar melalui bergerak, menyentuh&melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Anak yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak&sentuh.
Anak dengan ciri gaya belajar kinesetik antara lain, berbicara perlahan, penampilan rapi, tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan, belajar melalui memanipulasi&praktek, menghafal dengan cara berjalan dan melihat, menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca, merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita, menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca, menyukai permainan yang menyibukkan, tidak dapat mengingat geografi, kecali jika mereka memang pernah berada ditempat itu, menyentuh orang-orang untuk mendapatkan perhatian mereka. Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.
Strategi Untuk Kinestetik antara lain, jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam, ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya : ajak dia baca sambil bersepeda.Gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru), ijinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar, gunakan warna terang untuk menghilite hal-halpenting dalam bacaan, izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik
Anak dengan kemampuan belajar kinestetik tidak bisa hanya duduk tenang dan menunggu informasi disampaikan. Mereka tertarik mencari sendiri hal-hal yang ingin mereka tahu tanpa harus selalu membaca buku panduan. Oleh karena itu, tipe ini cenderung tidak bisa diam dan kerap dianggap anak nakal karena kerap tidak bisa diam dan sulit mendengarkan penjelasan guru di sekolah.
Selain itu, tipe kinestetik sangat suka berjalan-jalan karena mereka melihat lingkungan sekitar dengan cara berbeda. Bagi mereka, bumi adalah sebuah taman bermain raksasa yang penuh dengan berbagai hal menarik yang ingin mereka ketahui dan jelajahi.
Tanyakan pada anak Anda, ketika mendengar kata 'kucing', apa yang langsung terlintas dalam pikirannya? Jika ia mengatakan; 'hewan dengan bulu-bulu halus', kemungkinan besar si anak adalah tipe kinestetik. Sentuhan dan rasa sangat penting baginya dan dia lebih tertarik pada pelajaran yang bersifat eksperimen dan study tour.
Ajari dia belajar dengan cara mencontohkan apa yang harus dia lakukan. Tipe kinestetik menangkap informasi baru dengan melihat apa yang dilakukan orang lain, lalu mencobanya sendiri. Gunakan balok-balok atau magnet bertuliskan huruf alfabet untuk ajarkan dia mengeja. Si anak akan mengingat huruf-huruf dengan menyentuh dan memindah-mindahkannya. Buat aktivitas belajar dalam beberapa sesi dengan waktu yang pendek, dan tawarkan istirahat sebentar di setiap akhir sesi agar tidak lelah. Mengapa sebagian pelajar senang belajar dalam keadaan tenang, damai dan tidak berisik, sedangkan sebagian yang lain justru senang belajar dalam suasana hiruk pikuk yang diiringi dengan setelan musik yang begitu keras? Mengapa sebagian pelajar lebih senang mendengar ceramah guru yang menerangkan pelajaran di depan kelas, sedangkan sebagian yang lain justru lebih senang jika pelajaran itu dicatatkan di papan tulis atau didiskusikan dalam kelas?

Fenomena-fenomena seperti di atas sering kita jumpai dalam kegiatan pendidikan sehari-hari, salah satu faktor utama yang menyebabkan perbedaan diantara pelajar dalam mengikuti proses pembelajaran adalah gaya belajar yang mereka miliki. Pelajar sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, memiliki keunikan masing-masing dalam mengikuti proses pembelajaran. Mereka memiliki gaya belajar yang tersendiri yang membedakannya dengan pelajar lainnya. Minat dan bakat yang mereka miliki, pengalaman hidup yang mereka dapatkan, hobi yang mereka gemari, merupakan beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan gaya belajar diantara mereka.
Secara sederhana, gaya belajar dapat kita artikan sebagai kemampuan seseorang untuk menerima, menyerap, mengatur dan mengolah informasiyang diterimannya. Jika kita kaitkan dengan dunia pendidikan, gaya belajar seorang pelajar merupakan kemampuan kombinasi yang dimiliki oleh pelajar tersebut untuk menerima, menyerap, mengatur dan mengolah materi pelajaran yang diterimanya selama proses pembelajaran. Gaya belajar tersebut merupakan kunci untuk mengembangkan motivasi dan potensi belajar mereka dalam mengerjakan pekerjaan sekolah, pekerjaan rumah dan dalam situasi sosial kemasyarakatan.
Sumber : Blog Pramita Kumala ( IIP Salatiga )