check sound....huuuuu haaaaa 2x
what's your problem.......no problem 2x
what.....chalenge 2x
protect your self.....cancel cancel go away
ibu profesional....huuuuuu yeeessss
Yel-yel itulah yang selalu mengawali kegiatan kuliah rutin Institut
Ibu Profesional.Teriakan penuh semangat dari para ibu-ibu untuk
meningkatkan kualitas diri mereka dengan menimba ilmu di Margosari
dengan Bunda Septi. Dan kali ini mereka belajar materi tentang bagaimana
mengenal gaya belajar anak.

Setiap
orang pasti memiliki gaya belajar yang berbeda-beda.Gaya artinya sikap,
gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak gerik yang baik, untuk
berbuat baik. Sedang belajar yaitu pengalaman dalam proses memperoleh
ilmu pengetahuan, baik melalui membaca, mengobservasi dan eksperimen
secara sadar dan terencana. Belajar juga diartikan proses perubahan
tingkah lakun dan kemampuan dari akibat usaha latihan secara terus
menerus.
Gaya belajar merupakan kebiasaan yang dilakukan seseorang untuk
memahami, menghayati, mempraktikkan ilmu yang dipelajari. Munculnya gaya
belajar pada diri sesorang, karena dorongan potensi atau kemampuan yang
dominan pada dirinya yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan,
kebiasaan, serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
Setiap anak
memiliki kemampuan belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu,
diperlukan pendekatan dan teknik pengajaran yang berbeda pula.
Di sekolah umum, mungkin metode pengajaran disamakan untuk semua
murid. Tapi Anda bisa membantu sang anak menerima pelajaran lebih baik
saat belajar di rumah. Untuk itu, Anda harus mengenali terlebih dahulu
cara belajar anak.
Tipe belajar anak bisa dibedakan menjadi tiga, visual; audotiry dan
kinestetik. Masing-masing tipe punya keunggulan juga kelemahan. Seperti
apa? Berikut ini penjelasannya.
1. Visual
Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi anak yang
bergaya visual, yang memegang peranan penting adalah mata/penglihatan
(visual). Dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan Ibu sebaiknya
lebih banyak/dititik beratkan pada peragaan/media, ajak mereka ke
obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajarn tersebut, atau dengan cara
menunjukkan alat peraganya langsung pada anak/menggambarkannya dipapan
tulis.
Anak dengan gaya belajar visual, memiliki ciri-ciri : Bicara agak
cepat, mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentas, tidak mudah
terganggu oleh keributan, mengingat yang dilihat daripada yang di
dengar, lebih suka membaca daripada dibacakan, pembaca cepat dan tekun,
seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai
memilih kata-kata, lebih suka melakukan demonstrasi daripada pidato,
lebih suka musik daripada seni, mempunyai masalah untuk mengingat
instruksi verbal kecuali jika ditulis&seringkali minta bantuan orang
untuk mengulanginya.
Strategi untuk anak visual antara lain,
gunakan materi visual seperti gambar-gambar, diagram dan peta, gunakan
warna untuk menghilite hal-hal penting, ajak anak untuk membaca
buku-buku berilustrasi, gunakan multi media ( contohnya : komputer dan
video ), ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya kedalam
gambar.
Tipe visual bisa menyerap pelajaran lebih baik dengan melihat.
Mereka lebih suka melihat atau membaca terlebih dulu sebelum belajar
hal-hal baru. Diperkirakan, sebanyak 80% pelajaran bisa dimengerti
melalui penglihatannya. Membaca buku dan melihat gambar adalah cara
belajar yang paling disukainya. Tipe visual juga biasanya memilih duduk
di kursi terdepan di sekolahnya, agar dia bisa melihat dengan jelas guru
dan papan tulis. Mereka sangat bagus menuliskan ulang apa yang ada di
papan tulis, tapi kadang suka terlewat instruksi yang diberikan secara
oral (dikte).
Coba perhatikan tingkah laku anak Anda saat mengerjakan pekerjaan
rumah. Jika si anak lebih mudah mengerti dengan membaca, tertarik pada
gambar, diagram, tabel serta grafik; kemungkinan besar anak Anda punya
tipe belajar visual. Maka untuk membantunya belajar di rumah, sediakan
papan tulis serta gambar-gambar menarik sebagai komponen pendukung agar
dia lebih mudah mengerti dan tertarik belajar.
2. Auditory
Lirikan kekiri/kekanan, mendatar bila bicara, berbicara sedang-sedang
saja. Anak yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya
melalui telinga (alat pendengarannya), untuk itu maka ibu sebaiknya
harus memperhatikan anaknya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang
mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan
menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang ibu katakan.
Untuk ciri-ciri gaya belajar auditori antara lain, saat bekerja suka bicara pada diri sendiri
penampilan rapi, mudah terganggu oleh keributan, belajar dengan
mendngarkan dan mengingat apa yang didikusikan daripada yang dilihat,
senang membaca dengan keras&mendengarkannya, menggerakkan bibir
mereka&mengucapkan tulisan dibuku ketika membaca, biasanya Ia
pembaca fasih, lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya,
lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik, mempunyai masalah
dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visual, berbicara dengan
irama yang terpola, dapat mengulangi kembali dan menirukan nada,
berirama dan warna suara.
Strategi Untuk Auditori antara lain, ajak anak untuk ikut
berpartisipasi dalam diskusi baik dalam kelas maupun didalam keluarga,
dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras, gunakan
musikuntuk mengajarkan anak, diskusikan ide dengan anak secara verbal,
biarkan anak mereka materi pelajarannya kedalam kaset&dorong dia
untuk mendengarkannya sebelum tidur.
Anak dengan tipe belajar auditory, harus mendengarkan pelajaran
mereka untuk memahaminya. Mereka lebih suka segala sesuatunya dijelaskan
dengan perkataan. Tanyakan pada anak Anda, apakah dia lebih suka
menyimak pelajaran dari papan tulis atau saat guru mendiktenya? Jika dia
memilih yang kedua, maka si anak adalah tipe auditory.
Tipe pendengar biasanya merekam informasi yang telah diucapkan.
Beberapa dari mereka bahkan merasa lebih nyaman belajar jika disertai
suara musik pelan. Mereka biasanya mengingat pelajaran dalam bentuk lagu
favorit atau puisi. Keuntungan dari tipe ini, mereka tidak mudah bosan
belajar, selama materinya disampaikan dengan cara audio.
Bila anak Anda termasuk tipe auditory, Anda bisa membekalinya dengan
perangkat audio seperti MP3 player yang dilengkapi fitur audio
recording. Sebelumnya, minta bantuan guru di sekolahnya untuk
menyampaikan materi secara visual maupun audio dengan intensitas yang
sama. Dengan begitu, anak dengan kemampuan belajar visual maupun
auditory bisa sama-sama menyerap pelajaran dengan baik. Namun jika si
anak tetap sulit menangkap pelajaran karena sebagian besar sekolah
reguler menerapkan metode pengajaran visual. Anda bisa memasukkannya ke
sekolah privat atau home schooling.
3. Kinestetik
Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang
mempunyai gaya belajar kinestetik, belajar melalui bergerak,
menyentuh&melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam
berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi
sangatlah kuat. Anak yang bergaya belajar ini belajarnya melalui
gerak&sentuh.
Anak dengan ciri gaya belajar kinesetik antara lain, berbicara
perlahan, penampilan rapi, tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi
keributan, belajar melalui memanipulasi&praktek, menghafal dengan
cara berjalan dan melihat, menggunakan jari sebagai petunjuk ketika
membaca, merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita,
menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh
saat membaca, menyukai permainan yang menyibukkan, tidak dapat mengingat
geografi, kecali jika mereka memang pernah berada ditempat itu,
menyentuh orang-orang untuk mendapatkan perhatian mereka. Menggunakan
kata-kata yang mengandung aksi.
Strategi Untuk Kinestetik antara
lain, jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam, ajak anak
untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya : ajak dia
baca sambil bersepeda.Gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep
baru), ijinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar,
gunakan warna terang untuk menghilite hal-halpenting dalam bacaan,
izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik
Anak dengan kemampuan belajar kinestetik tidak bisa hanya duduk
tenang dan menunggu informasi disampaikan. Mereka tertarik mencari
sendiri hal-hal yang ingin mereka tahu tanpa harus selalu membaca buku
panduan. Oleh karena itu, tipe ini cenderung tidak bisa diam dan kerap
dianggap anak nakal karena kerap tidak bisa diam dan sulit mendengarkan
penjelasan guru di sekolah.
Selain itu, tipe kinestetik sangat suka berjalan-jalan karena mereka
melihat lingkungan sekitar dengan cara berbeda. Bagi mereka, bumi adalah
sebuah taman bermain raksasa yang penuh dengan berbagai hal menarik
yang ingin mereka ketahui dan jelajahi.
Tanyakan pada anak Anda, ketika mendengar kata 'kucing', apa yang
langsung terlintas dalam pikirannya? Jika ia mengatakan; 'hewan dengan
bulu-bulu halus', kemungkinan besar si anak adalah tipe kinestetik.
Sentuhan dan rasa sangat penting baginya dan dia lebih tertarik pada
pelajaran yang bersifat eksperimen dan study tour.
Ajari dia belajar dengan cara mencontohkan apa yang harus dia
lakukan. Tipe kinestetik menangkap informasi baru dengan melihat apa
yang dilakukan orang lain, lalu mencobanya sendiri. Gunakan balok-balok
atau magnet bertuliskan huruf alfabet untuk ajarkan dia mengeja. Si anak
akan mengingat huruf-huruf dengan menyentuh dan memindah-mindahkannya.
Buat aktivitas belajar dalam beberapa sesi dengan waktu yang pendek, dan
tawarkan istirahat sebentar di setiap akhir sesi agar tidak lelah.
Mengapa sebagian pelajar senang belajar dalam keadaan tenang, damai dan
tidak berisik, sedangkan sebagian yang lain justru senang belajar dalam
suasana hiruk pikuk yang diiringi dengan setelan musik yang begitu
keras? Mengapa sebagian pelajar lebih senang mendengar ceramah guru yang
menerangkan pelajaran di depan kelas, sedangkan sebagian yang lain
justru lebih senang jika pelajaran itu dicatatkan di papan tulis atau
didiskusikan dalam kelas?

Fenomena-fenomena seperti di atas sering kita jumpai dalam kegiatan
pendidikan sehari-hari, salah satu faktor utama yang menyebabkan
perbedaan diantara pelajar dalam mengikuti proses pembelajaran adalah
gaya belajar yang mereka miliki. Pelajar sebagai makhluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa, memiliki keunikan masing-masing dalam mengikuti proses
pembelajaran. Mereka memiliki gaya belajar yang tersendiri yang
membedakannya dengan pelajar lainnya. Minat dan bakat yang mereka
miliki, pengalaman hidup yang mereka dapatkan, hobi yang mereka gemari,
merupakan beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan gaya belajar
diantara mereka.
Secara sederhana, gaya belajar dapat kita artikan sebagai kemampuan
seseorang untuk menerima, menyerap, mengatur dan mengolah informasiyang
diterimannya. Jika kita kaitkan dengan dunia pendidikan, gaya belajar
seorang pelajar merupakan kemampuan kombinasi yang dimiliki oleh pelajar
tersebut untuk menerima, menyerap, mengatur dan mengolah materi
pelajaran yang diterimanya selama proses pembelajaran. Gaya belajar
tersebut merupakan kunci untuk mengembangkan motivasi dan potensi
belajar mereka dalam mengerjakan pekerjaan sekolah, pekerjaan rumah dan
dalam situasi sosial kemasyarakatan.
Sumber : Blog Pramita Kumala ( IIP Salatiga )